Jumat, 29 Januari 2010

SENIOR ANEH part. 2 (tugas cerpen B. indonesia. BASED ON TRUE STORY! :p)

Hari-hari telah berlalu. Sudah hampir satu bulan kak Tiwi muncul di kehidupanku dan teman-teman. Kamipun menjadi akrab. Dan pagi itu aku melihat kak Tiwi bersama kedua temannya yaitu, kak Lia dan kak Yanda sedang berjalan bersama. “Tumben” gumamku dalam hati. Kemudian kak Tiwi melihat ke arahku. Aku tersenyum. Namu dia membuang muka. Kenapa ini?

Saat sampai dikelas, Ryry bilang bahwa tadi pagi kak Tiwi memandangnya dengan sinis. Lalu aku menceritakan semuuua yang kak Tiwi ceritakan pada saat makan siang di KFC waktu itu.

“wah masa sih?” kata Ryry tak percaya.

“Yaudah kalo ga percaya. Aku udah berusaha jujur.” Kataku.

“Berarti kak Tiwi manfaatin kita dong?”

“Yaa gitu deh. Tapi udahlah gausah dipikirin. Pusing ah!”

“Iiih tapi kemaren dia masih baik ke aku..”

“Udahlah dia kan emang aneh. Dia kerasukan kali….” Perkataanku terpotong ketika salah seorang guru masuk ke kelasku.

***

Saat istirahat beberapa hari kemudian, temanku Rara memanggilku untuk keluar kelas dan membicarakan hal yang ‘sepertinya’ penting.

“Kak Tiwi udah beberapa hari ini sinis ya?” kata Rana dengan nada khawatir.

“Biarin aja lah. Dia lagi kerasukan.” Jawabku sambil hendak pergi masuk kelas.

“Eeh tunggu dulu. Kak Tiwi sinis mungkin gara-gara aku.” Kata Rara sambil mencegahku masuk ke kelas.

Aku mengerutkan kening tanda tak mengerti.

“Iya. Jadi kira-kira beberapa hari yang lalu lah. Aku lagi duduk di dekat kantin. Terus di dekat situ ada Riki. Aku merhatiin dia terus. Sampai akhirnya kak Tiwi datang dan menegurku.” Kata Rana lagi.

“Menegur apa?” Jawabku masih cuek.

“Hem sebenarnya bukan menegur. Lebih tepatnya mengancam. Terus di nanya, kenapa sih dari tadi aku ngeliatin Riki terus? Terus di melotot sambil bilang ‘jangan macam-macam ya’ gituu… aku jadi merasa bersalah.” Jelas Rana dengan sedih.

“Ahahaha. Jadi gitu ceritanya? Haha sudahlah jangan dipikirin. Ntar pas pulang sekolah kita cegat kak Tiwi dan selesaiin masalah ini. Oke?” kataku dengan yakin.

“Tapi…” bantah Rana.

“Udahlah. Tenang aja.” Jawabku sambil mengedipkan mata lalu pergi masu ke kelas meninggalkan Rana yang masih bingung di luar sana.

***

Sepulang sekolah, aku, Rna, Ryry dan Tessa menunggu kak Tiwi di gerbang sekolah. Saat dia keluar, kita langsung memaksanya untuk pergi ke tempat yang sepi dan mulai menyelesaikan masalah ini.

“Ini tuh ada apa sih? Aku mau pulang!” Kata kak Tiwi dengan kasar.

“Kakak kenapa sih jadi sinis ke kita?” Kata Ryry dengan nada marah.

“Iya kenapa sih? Apa salah kita?” Rana menambahkan.

“Aaah gapenting! Aku mau pulang!” Bentak kak Tiwi mencoba kabur namun tak bisa.

“Aku udah tau kak masalahnya. Gara-gara Riki kan? Terus kenapa kakak jadi ngancem Rara?” tanyaku tak sabar ingin menyelesaikan masalah ini dan pulang secepatnya.

“Kakak suka ya ama Riki?” Rana menambahkan.

Seketika wajah kak Tiwi menjadi merah.

“Heem.. Eeeh engga kok engga. Ngaco lu semua!” Jawab kak Tiwi salah tingkah.

“Haayo ngakuu..” Goda Ryry.

“Engga. Beneran deh!” Bantah kak Tiwi masih dengan wajah yang merah.

“BOHONG!” jawabku, Rana, Ryry dan Tessa serempak. Membuat kak Tiwi kaget.

“Ah… Iya deh iya. Aku ngaku. Aku suka dia.” Katanya dengan malu-malu.

Kamipun tersenyum penuh kemenangan.

“Jadi sebenarnya aku marahan sama Lia dan Yanda tuh karena Riki. Setiap di kelas, WC, kantin, dimanapun laah! Mereka selalu berceloteh tentang Riki. Aku cemburu. Padahal aku juga suka Riki. Tapi mereka gatau. Tapi.. Tapi aku juga cemburu sama Lia dan Yanda. Mereka seperti yang melupakanku..” Jelas kak Tiwi masih malu-malu.

“Haha dasaar si kakaaak! Trus kenapa kakak jadi ngancem Rana?” Tanya Tessa.

“Yaaa.. sama. Aku juga cemburu. Aku gamau sahabar baruku jadi sainganku buat ngedapetin Riki.” Kata kak Tiwi yang mukanya semakin memerah.

“Hahaha. Udah.. udah.. muka kamu merah tuh kak! Haha. Maafin aku ya kaak…” Kata Ran asambil mengulurkan tangannya.

“Enggalah! Aku yang minta maaf. Aku egois.. Mulai sekarang kita sahabat yaaa…” Kata kak Tiwi sambil menjabat tangan Rana dan tersenyum.

“Hahaha. Ternyata senior kita ini memang aneh bin ajaib!” Seruku sambil tertawa dan di sambut oleh cubitan dari kak Tiwi. Naah, inilah yang namanya sahabat. Saling melengkapi satu sama lainnya. :)


***


THE END! :)

2 komentar:

  1. murid ama guru jago nulis hahaha

    BalasHapus
  2. haha makasih kaaak... :)
    gmana critanya bagus ga kak? itu kejadian asli loh kak.. :P

    BalasHapus